Greget Achmad Irfandi, Wujudkan Kampung Lali Gadget

129
Ahmad Irfandi, si penggagas Kampung Lali Gadget

Menilik Kisah Sukses Putra Sidoarjo dalam Mengejar Mimpinya

Keresahannya terhadap dampak buruk dunia maya, membawa Achmad Irfandi justru berinovasi tiada henti. Bahkan membawa inovasinya itu berdampak besar terhadap kehidupan sosial di tanah kelahirannya, Dusun Pendet, Desa Pagerngumbuk RT 2 RW 3, Wonoayu, Sidoarjo, Jawa Timur.

 

Sejak 2017 lalu, pria yang akrab disapa Cak Suk ini telah menggagas Kampung Lali Gadget (KLG), yang diterjemahkan sebagai kampung untuk melupakan gawai. Meski kebutuhan gadget penting dalam kehidupan sehari-hari, namun untuk anak-anak perlu ada pembatasan agar tidak terpapar adanya dampak negatif. Misalnya kecanduan atau justru keinginan untuk menyendiri tanpa mau bersosialisasi dengan orang lain.

Kekhawatiran akan masa depan bangsa, khususnya anak muda di sekitar desanya menguatkan niat Cak Suk untuk terus percaya akan mimpinya. Mengambangkan KLG hingga dapat bermanfaat bagi semua masyarakat di desa hingga seluruh dunia.

 

Alasan lain alumnus pascasarjana Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya itu berjuang membangun KLG, karena seringkali mendapati pelajar dibawah 17 tahun yang menggilai gawai hingga lupa akan kehidupan sebenarnya. Pada akhirnya ia pun rela membagi waktu kuliahnya dengan membangun usaha kecil menjual Udeng Pacul Gowang, sebuah ikat kepala khas Sidoarjo. Hasil penjualan udeng menjadi modal utama untuk membangun KLG.

 

Perlahan dia kumpulkan sahabat, keluarga, dan teman-teman komunitasnya untuk mendukung gagasan ini. Yakni membuat sebuah kampung yang asri dan layak menjadi tempat bermain anak. Permainan fisik yang kreatif dan tidak membosankan. “Permainannya tidak sekadar mengadopsi permainan tradisional, tapi juga kami buat kurikulum khusus,” ungkapnya.

Pria yang pernah mengenyam pendidikan di SMAN 1 Wonoayu ini kemudian terus berinovasi. Menjadikan halaman rumahnya sebagai halaman bermain anak. Kini lebih dari 100 jenis permainan tradisional inovatif yang telah ia kenalkan kepada lebih dari 50 ribu siswa PAUD hingga SMA. Bahkan KLG kerap menjadi tempat perbandingan pembelajaran dari berbagai kampus di dalam dan luar negeri. Misalnya kampus dari Afrika, Timur Tengah, dan negara-negara Asean.

 

Cak Suk menyadari mimpi ini tidak bisa dia jalankan sendiri, maka dia memebentuk tim untuk bekerjasama. Tim inilah yang Menyusun kurikulum hingga menjalankan programnya. Hingga KLG bisa menjadi Yayasan dan mendapatkan sumbangan dari masyarakat dan tak sedikit merogoh kocek pribadinya.

 

Salah satunya dengan terus menjajakan Udeng khas Sidoarjo di e-commerce Shopee dengan nama toko Kampung Lali Gadget Merch : https://shp.ee/vtdwwm6

 

Keberhasilan Cak Suk telah melewati berbagai rintangan. Mulai dari urusan finansial hingga urusan suka-tidak suka. “Kalau menangis dalam hati sih sering, jika banyak yang njegal usahaku. Bahkan nangis beneran pernah ketika disakiti masyarakat yang sebenarnya ingin aku bantu,” pungkas Cak Suk.

 

Namun halangan itu seolah hilang sekejab karena kini telah tergantikan dengan puluhan penghargaan yang telah ia raih. Antara lain, Juara Pemuda Pelopor Jawa Timur pada 2020, Penerima Apresiasi Satu Indonesia Award Astra 2021, dan Super Young Leader’s Pertamina Foundation 2021. Dan yang terbaru mendapat penghargaan sebagai Pemuda Utama Jawa Timur 2022.

 

Pada kesempatan ini membuat Cak Suk mengenalkan KLG lebih luas melalui website https://iniklg.com/

 

Semangat terus Cak Suk.

Generasi bangsa ini masih membutuhkan energi dan pikiranmu untuk terus maju!!!